Elegi Cinta 21 Ramadhan 1429 H renungan cinta

Senin, 10 Februari 2014 0 komentar

Abdi sedang duduk terpaku memikirkan apa yang dialaminya di hari ke 21 Ramadhan ini. Hari yang luar biasa sekalipun paginya hanya diisi dengan tidur akibat kecapekan mengambil data dari luar kota. Rasa capek yang luar biasa tersebut jugalah yang membuatnya lupa hari. Baginya sudah susah membedakan apakah hari ahad atau hari lainnya. Pokoknya yang dia rasakan libur terus. Ia cuma tahu, ia harus selesaikan skripsinya bulan depan. Jia Yo Skripsi!!

Hari Allah mengingatkannya akan sebuah ayat, ayat yang sungguh menyegarkan ruhiahnya sebagai seorang ikhwan. Qadarullah, hari ini Allah sampaikan bacaan tilawahnya pada ayat-ayat ini. Ayat pertamanya berbunyi:

…….سُورَةٌ أَنزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar Ente selalu mengingatinya. QS. An Nur: 1)

Ayat-ayat setelahnya menerangkan tentang bagaimana Allah menjunjung tinggi kehormatan seorang muslimah dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi tuduhan bagi seorang istri melakukan perzinaan. Terdapat pula ayat-ayat yang menerangkan berita bohong yang menimpa salah seorang istri nabi.Subhanallah hati ini tergetar mentadaburi syariat Allah yang mulia ini.

Tilawah pun dilanjutkan, mulut ini terhenti di ayat yang ke 21. serasa betul-betul tersadarkan qalbu ini dengan ayat yang mulia ini. Tersadarkan dari jerat-jerat maksiat yang telah dilakukan. Tersadar, astaghfirullahal’adzim aku hampir-hampir lalai terjerumus dalam jerat langkah syaithan. Allah swt berfirman dalam ayatnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah Ente mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada Ente sekalian, niscaya tidak seorangpun dari Ente bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Qs. An Nur:21).

Abdi mendengar jerit dari hatinya, “Ya Allah ampuni aku. Sungguh aku telah mendzalimi diriku. Aku telah mengikuti langkah-langkah syaithon dalam beberapa waktu ini. Aku takut akan murkaMu ya Rabb. Perbuatanku bermaksiat dengan mata ini, telinga ini, hati ini, dan segala nikmat yang telah kau anugerahkan kepadaku. Ampuni hamba ya Rabb. Hamba tidak mensyukuri nikmat-nikmatmu untuk berlaku taat kepadamu. Angkatlah hamba dari liang maksiat ini ya Rabb, dari titian langkah syaithon ini. Tambahkanlah petunjukMu kepada hamba dan ampuni hamba. Sekirannya tanpa rahmat dan karuniaMu, niscaya hamba menjadi orang yang merugi”.

Memasuki ayat ke 24 surat An Nur, tubuh benar-benar terguncang. Ya Allah diramadhan ini nampaklah segala dosa-dosaku. Di ramadhan ini tak tersembunyi lagi aib-aibku. Di ramadhan ini tersingkaplah ketambunan diriku yang penuh kesombongan kepadamu. Hamba tidak sanggup lagi ya Rabb mendengar persaksian tubuh hamba nanti, persaksian tangan hamba, dan lidah hamba….

…..يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. An Nur 24).

Ya Allah, cakap dan canda hamba dengan hambaMu yang muslimah yang belum halal bagi hamba. Ya Allah tatapan liar hamba kepada hambaMu (muslimah) yang bukan mahram bagi hamba. Bagaimana hamba menghadapi kesaksian tubuh hamba ini ya Rabb. Ampuni hamba Ya Rabb. SMS-SMS ‘nakal’ hamba, Miscall-miscall ‘usil’ hamba, rayuan bahkan obrolan-obrolan syahwati yang hamba lakukan tak terhalang dari persaksian lidah, tangan, dan kaki hamba. Ampuni hamba ya Rabb. Hamba tidak akan sanggup menerima balasan atas maksiat-maksiat hamba ini. Ya Allah hamba berharap rahmatmu….

Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya (QS. AN Nur 25).

Abdi teringat akan semua perilaku yang telah ia lakukan. Ingat akan masa lalunya yang kelabu saat ia lalai dengan ayat-ayat Allah ini. Saat ia lalai membawa dirinya sehingga terjerat jaring-jaring cinta syaithoniyah dengan teman lawan jenisnya. Allahu Akbar, semuanya akan bersaksi, semuanya akan bersaksi untuk kemudian akan diberikan balasan yang stimpal baginya.

Tak terasa meleleh air mata. Ya Allah, mana hamba sanggup menerima pembalasan yang setimpal atas maksiat-maksiat hamba tersebut. Manakala siksa teringan bagi ahli maksiat di dalam neraka sampai membuat otaknya mendidih akibat dahsyatnya siksa yang dialamatkan padanya. Ya Allah hamba tidak mampu… ampuni hamba.

Pada ayat berikutnya Abdi mendapatkan tambahan pemahaman tentang hakikat dirinya. Allah swt berfirman:

…..الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An Nur 26).

Ya Allah, jadikanlah hamba shalih, perbaiki akhlaq hamba, dan ketaqwaan hamba kepadaMu. Hamba berharap engkau hadirkan pasangan hidup yang baik bagi agama hamba, dunia hamba, akhirat hamba, dan akibat-akibatnya bagi hamba. Jadikanlah hamba sebagai seorang laki-laki yang sami’na wa ato’na terhadap perintah-perintahMu. Jadikanlah hamba manusia yang bisa mensucikan diri, menjaga pandangan, dan kemaluan hamba sebagaimana perintahMu:

….قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An Nur 30).

Begitu pula perintahMu kepada hamba-hamba lawan jenisku: Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya ……Dan bertaubatlah Ente sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya Ente beruntung. (QS. An Nur 31)
Amin. yarobbal ‘alamin…

NB:Serpihan uneg-uneg semasa mengerjakan skripsi yang kutemukan pagi ini (19 Juli 2010 di komputerku). he ehm.. lumayan… :). semoga menginspirasi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Bodor = Lawak